Rabu, 04 Desember 2013

TULISAN 2

Jenis Paragraf : Narasi

Taman Mini Indonesia Indah

          Taman Mini Indonesia Indah adalah sebuah taman yang berbasis budaya, menampilkan miniatur yang menggambarkan keindahan dan keragaman Indonesia dalam lahan yang kecil di daerah Jakarta Timur.

Secara populer di kenal sebagai Taman Mini, isi taman ini adalah 26 replika rumah adat tradisional yang ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia dari Aceh ke Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Papua.

Salah satu daya tarik dari Taman Mini ini adalah letak objek wisata yang berada di perkotaan dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk memanfaatkan waktu liburan bersama teman,keluarga dan sanak saudara.

Suasana Taman Mini yang dipenuhi oleh berbagai macam replika rumah adat tradisional, sarana tempat rekreasi seperti berbagai museum, aneka kuliner,sarana transportasi mulai dari sepeda,mobil,bus,kereta mini dan kereta gantung.


Didalam Taman Mini ini pun terdapat tempat untuk berbelanja sebagai buah tangan untuk kerabat maupun sanak saudara.mulai dari berbagai jenis souvenir,macam-macam kaos,topi,kartu pos banyak tersedia di sini.

TULISAN 1

Jenis Paragraf : Deskripsi

Taman Mini Indonesia Indah

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia.Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.


TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.

REPRODUKSI NASKAH

Jenis Paragraf   : Narasi
Sumber Artikel : Kompas,Senin,30 September 2013

Hanuman-dhoka Dubar Square

Nama Hanuman-dhoka diambil dari patung Hanoman yang didirikan Raja Pratap Malla di depan pintu gerbang istananya pada 1672.sembilan bangunan rumah tinggal di tempat itu dibangun Raja Prithvi Narayan Shah pada 1770 dan dikenal dengan nama Basantapur Durbar.kini keseluruhankompleks itu lebih dikenal dengan nama Kathmandu Durbar Square..
Bhaktapur
Salah satu situs yang juga menarik adalah Bhaktapur Durbar Square yang terletak sekitar 14 kilometer di timur Kathmandu.Bhaktapur lebih di kenal warga local Newari dengan nama Bhaktapur pernah menjadi ibu kota budaya Nepal.
Kota kuno ini dibatasi dinding dan memiliki beberapa pintu gerbang.luasnya 6,88 kilometer persegi pada ketinggian 1.401 meter di atas permukaan laut.Bhaktapur dihuni sekitar  100.000 penduduk dengan profesi beraneka,mulai dari pedagang,pembuat kerajinan,hingga pegawai pemerintah.
Perpaduan antara seni dari wilayah utara dan filosofi mitologi dari wilayah selatan,karya seni yang sudah berusia ratusan tahun,serta kekayaan arsitektur dan budaya yang unik merupakan warisan budaya yang bisa kita nikmati di Bhaktapur.contohnya,pagoda dan candi shikhar,biara Buddha tradisional seperti Vihars dan Bahis,serta bermacam arca batu termasuk Siddhi Laxmi yang merupakan candi batu dua singa raksasa juga masih berdiri tegak.
Kita bisa berjalan menikmati beberapa candi di kompleks Bhaktapur Durbar Sambil berinteraksi dengan masyarakat local yang duduk-duduk di pinggir gang-gang di kota tua itu.kota yang berdinding terakota ini juga menyimpan keunikan lain.meskipun tua,di beberapa sudut kota terampang iklan sekolah-sekolah internasional,mulai dari SD hingga SMA.
Rupanya,warga Nepal pun tak mau ketinggalan dengan derap kemajuan zaman,banyak orangtua mengirim anak-anak mereka ke sekolah internasional yang menggunakan bahasa inggris agar anak-anak mereka bisa berkomunikasi dengan banyak turis asing yang mengunjungi Nepal.
Dari Bhaktapur,jika ingin melihat pemandangan sawah terasering dan barisan gunung di Himalaya,anda bisa naik ke Nagarkot yang berjarak 32 kilometer dari Kathmandu.Nagarkot masih berada di distrik Bhaktapur di zona Bagmati.dengan ketinggian 2.195 meter di atas permukaan laut,Nagarkot menjadi arena di wilayah Bhaktapur dengan pemandangan alam yang cantik.ada delapan dari 13 puncak gunung berselimutkan salju di Himalaya yang bisa anda pandang jika datang pada waktu yang tepat,Maret-April atau Oktober-November.


Phokara
Suatu kota di Nepal yang juga menarik perhatian saya adalah Phokara,terletak 200 kilometer di sebelah barat Khatmandu,Phokara yang berada tepat di kaki Gunung Annapurna ini bisa ditempuh dalam waktu 7 jam menggunakan bus turis.jika menumpang pesawat terbang,waktu tempuh Cuma 40 menit.
Saya memilih menggunakan bus turis biasa tanpa penyejuk ruangan yang tiketnya Rs 600 (sekitar Rp 60.000).menurut saya,kita tak perlu menggunakan AC karena perjalanan Kathmandu-Phokara cukup nyaman.
Bus berhenti dua kali untuk memberikan kesempatan penumpang beristirahat,masing-masing setengah jam.jendela bus bisa dibuka lebar,sambil menikmati pemandangan lemba,sungai,sawah te rasering, dan gunung sepanjang jalan menuju Phokara.perjalanan 7 jam pun tak terasa.
Di Phokara,kita bisa menghabiskan waktu dengan duduk melamun atau refleksi si tepi danau Phewa atau Fewa,bahkan juga bisa ikut meditasi gratis di beberapa sanggar yoga dan meditasi.tak cukup menantang fisik,silakan menyusuri jalan setapak ke Sarangkot,melihat deretan pegunungan salju barisan Annapurna circuit(Maret-April dan Oktober-November),melihat danau Phewa dari ketinggian sambil menyaksikan serunya pilihan turis terbang dengan paralayang yang terjun dari atas  Sarangkot dan melayang-layang di atas danau.
Karena menyewa sepeda motor untuk berkeliling Phokara,saya lebih leluasa menjelajah.tanpa sengaja ketika hendak menuju kuil Bindabasini,sebuah kuil hindu yang sangat terkenal di kalangan peziarah agama itu,saya bertemu dengan rombongan besar yang tengah merayakan Gaijatra di jalanan,biasanya sebuah keluarga menuntun seekor sapi.namun,jika tak mampu,anak-anak kecil pun akan di dandani dengan kostum sapi.
Beberapa museum bisa dikunjungi,termasuk museum Gorkha memorial,museum wilayah Phokara, dan museum Annapurna.selain itu, ada juga air terjun Devi yang letaknya tak jauh dari kamp pengungsi Tibet Tashiling dan Biara Dragyling.para pengungsi warga Tibet tersebut mengaku telah puluhan tahun berada di sana,bahkan sudah beranak pinak.mereka membangun sendiri lokasi pengungsian tersebut dengan bantuan dana internasional.pemerintah Nepal mendukung dengan menyediakan lahan.
“Saya dan adik-adik saya lahir di sini.orangtua saya membangun sendiri rumah ini.begitu juga keluarga saya yang lain,juga tetangga-tetangga saya,mereka membangun rumah mereka sendiri,”kata Tse Lhamo(27).
Setelah berbincang sejenak dan diizinkan melongok ke dalam rumahnya,Tse Lhamo menyarankan saya menuju stupa perdamaian dunia yang terletak di atas bukit yang bersebrangan dengan Sarangkot dan dipisahkan oleh danau Phewa.
Kunjungan ke stupa Buddha tak hanya di Phokara.kembali ke Kathmandu,saya juga mengunjungi stupa Bouddhanath yang merupakan salah satu stupa kuno terbesar di dunia.lokasi stupa raksasa ini terletak di rute perdagangan kuno dari Tibet memasuki Kathmandu.oleh karena itu,lokasi itu disebut”Little Tibet”.saat saya ke sana Agustus lalu,warhga Buddha pun merayakan Gaijatra.ribuan orang berjejalan mengelilingi stupa.
Begitu pun di kuil Pashupatinath.perayaan Gaijatra masih berlangsung di tengah beberapa keluarga yang sedang sibuk mengurus pembakaran jenazah anggota keluarga.
Tak ada yang abadi di muka bumi ini.tinggal yang masih hiduplah yang mengirim serangkaian doa untuk keluarga yang meninggal agar jiwa mereka cepat mencapai nirwana.dalam keriuhan perayaan Gaijatra,doa-doa pun dikumandangkan.